Betul kah Batu Malin Kundang Itu Asli? Simak Fakta dan Kisahnya di Sini
Batu Malin Kundang |
Padang
Di tepi Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat terdapat batu yang bentuknya menyerupai tubuh manusia seperti sedang bersujud. Oleh masyarakat setempat, batu ini disebut batu Malin Kundang.
Batu Malin Kundang identik dengan legenda Malin Kundang, yaitu anak durhaka yang dikutuk menjadi batu karena menyakiti hati ibunya. Konon, batu tersebut adalah tubuh Malin Kundang yang terkena kutukan.
Batu yang dipercaya berkaitan dengan kisah Malin Kundang itu menarik perhatian wisatawan. Sehingga kawasan Pantai Air Manis pun banyak didatangi orang-orang yang penasaran dengan bentuk batu Malin Kundang.
Perihal keberadaannya, ada sejumlah fakta menarik tentang batu Malin Kundang. Simak pada uraian di bawah ini. Namun sebelumnya, mari ketahui terlebih dulu mengenai cerita Malin Kundang.
Kisah Malin Kundang yang Durhaka
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah dan anak laki-lakinya yaitu Malin Kundang. Keduanya hidup di desa Pantai Air Manis yang terletak di Padang, Sumatera Barat.
Keduanya telah hidup berdua dalam kemiskinan sejak kematian ayah Malin Kundang sedari dirinya kecil. Saat menginjak dewasa, Malin pun berniat untuk merantau ketika kapal besar datang berlabuh di kawasan Pantai Air Manis.
Ia berkata kepada ibunya untuk izin merantau, "Bu, saya ingin mencari kerja, merantau ke negeri orang," kata Malin.
"Saya akan mencari kerja agar nasib kita berubah dan terbebas dari kemiskinan," lanjutnya. Mande Rubayah lalu mengizinkan anaknya pergi meski berat hati.
Beberapa tahun berlalu, Malin yang pergi meninggalkan kampungnya tanpa pernah sekalipun memberi kabar kepada ibunya. Padahal, sang ibu sangat khawatir dan menanti-nanti kabar yang sampai dari anak laki-lakinya itu.
Hingga pada suatu hari, kapal besar berlabuh di Pantai Air Manis. Masyarakat setempat berdatangan untuk menyambut datangnya kapal. Begitu juga dengan Mande Rubayah yang turut mendekati kapal tersebut.
Tak lama, Mande Rubayah melihat seorang pemuda bersama istrinya di kapal tersebut. la yakin bahwa lelaki muda itu adalah anaknya, Malin Kundang. Ia pun langsung memeluk pemuda itu erat-erat, seakan takut kehilangan anaknya lagi.
"Malin, anakku, mengapa begitu lamanya kau meninggalkan ibu?" Malin tertegun karena tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Sebelum sempat berkata, istrinya sudah meludah.
"Cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?" Bukankah dulu kau bilang ibumu adalah seorang bangsawan sederajat denganku?"
Mendengarnya, Malin Kundang kemudian mendorong ibunya itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah lalu berkata, "Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak!" Malin tidak menghiraukan perkataan ibunya.
"Hai, Perempuan tua! Ibuku tidak sepertimu, miskin dan kotor!" kata Malin sambil mendorong lagi Mande Rubayah hingga terkapar pingsan.
Ketika Mande Rubayah sadar, kapal yang berlabuh telah berlayar menjauh dari bibir pantai. Perih hatinya seperti ditusuk-tusuk saat tahu sang anak malah bersikap demikian kepadanya.
Mande Rubayah pun menangis dan berdoa kepada Tuhan, "Ya Allah, Yang Maha Kuasa, jika dia bukan anakku, akan ku maafkan perbuatannya tadi. Tapi jika memang benar dia anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu."
Tak lama, langit berubah menjadi gelap dan datanglah badai besar. Badai itu lantas menghantam kapal yang dinaiki Malin Kundang. Dan seketika kapal itu hancur berkeping-keping dan kemudian terhempas ombak hingga ke pantai.
Keesokan harinya, terlihat kepingan kapal yang menjadi batu di kaki bukit sekitar Pantai Air Manis. Itulah yang dipercaya sebagai kapal yang ditumpangi Malin Kundang.
Tak jauh dari situ, terlihat bongkahan batu yang menyerupai tubuh manusia sedang bersujud. Konon, batu tersebut adalah tubuh Malin Kundang yang dikutuk karena durhaka akibat menyakiti hati ibunya.
Di sela-sela batu itu, kabarnya ada ikan-ikan yang berenang. Diyakini ikan itu merupakan serpihan tubuh sang istri yang terus mencari-cari Malin Kundang.
Cerita ini dikutip dari buku Super Sukses AKM oleh Tim Kreatif.
Fakta tentang Batu Malin Kundang
Setelah mengetahui kisahnya, ternyata ada sejumlah fakta yang berkaitan dengan legenda dan batu Malin Kundang.
Batu Malin Kundang identik dengan legenda Malin Kundang, yaitu anak durhaka yang dikutuk menjadi batu karena menyakiti hati ibunya. Konon, batu tersebut adalah tubuh Malin Kundang yang terkena kutukan.
Batu yang dipercaya berkaitan dengan kisah Malin Kundang itu menarik perhatian wisatawan. Sehingga kawasan Pantai Air Manis pun banyak didatangi orang-orang yang penasaran dengan bentuk batu Malin Kundang.
Perihal keberadaannya, ada sejumlah fakta menarik tentang batu Malin Kundang. Simak pada uraian di bawah ini. Namun sebelumnya, mari ketahui terlebih dulu mengenai cerita Malin Kundang.
Kisah Malin Kundang yang Durhaka
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah dan anak laki-lakinya yaitu Malin Kundang. Keduanya hidup di desa Pantai Air Manis yang terletak di Padang, Sumatera Barat.
Keduanya telah hidup berdua dalam kemiskinan sejak kematian ayah Malin Kundang sedari dirinya kecil. Saat menginjak dewasa, Malin pun berniat untuk merantau ketika kapal besar datang berlabuh di kawasan Pantai Air Manis.
Ia berkata kepada ibunya untuk izin merantau, "Bu, saya ingin mencari kerja, merantau ke negeri orang," kata Malin.
"Saya akan mencari kerja agar nasib kita berubah dan terbebas dari kemiskinan," lanjutnya. Mande Rubayah lalu mengizinkan anaknya pergi meski berat hati.
Beberapa tahun berlalu, Malin yang pergi meninggalkan kampungnya tanpa pernah sekalipun memberi kabar kepada ibunya. Padahal, sang ibu sangat khawatir dan menanti-nanti kabar yang sampai dari anak laki-lakinya itu.
Hingga pada suatu hari, kapal besar berlabuh di Pantai Air Manis. Masyarakat setempat berdatangan untuk menyambut datangnya kapal. Begitu juga dengan Mande Rubayah yang turut mendekati kapal tersebut.
Tak lama, Mande Rubayah melihat seorang pemuda bersama istrinya di kapal tersebut. la yakin bahwa lelaki muda itu adalah anaknya, Malin Kundang. Ia pun langsung memeluk pemuda itu erat-erat, seakan takut kehilangan anaknya lagi.
"Malin, anakku, mengapa begitu lamanya kau meninggalkan ibu?" Malin tertegun karena tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Sebelum sempat berkata, istrinya sudah meludah.
"Cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?" Bukankah dulu kau bilang ibumu adalah seorang bangsawan sederajat denganku?"
Mendengarnya, Malin Kundang kemudian mendorong ibunya itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah lalu berkata, "Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak!" Malin tidak menghiraukan perkataan ibunya.
"Hai, Perempuan tua! Ibuku tidak sepertimu, miskin dan kotor!" kata Malin sambil mendorong lagi Mande Rubayah hingga terkapar pingsan.
Ketika Mande Rubayah sadar, kapal yang berlabuh telah berlayar menjauh dari bibir pantai. Perih hatinya seperti ditusuk-tusuk saat tahu sang anak malah bersikap demikian kepadanya.
Mande Rubayah pun menangis dan berdoa kepada Tuhan, "Ya Allah, Yang Maha Kuasa, jika dia bukan anakku, akan ku maafkan perbuatannya tadi. Tapi jika memang benar dia anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu."
Tak lama, langit berubah menjadi gelap dan datanglah badai besar. Badai itu lantas menghantam kapal yang dinaiki Malin Kundang. Dan seketika kapal itu hancur berkeping-keping dan kemudian terhempas ombak hingga ke pantai.
Keesokan harinya, terlihat kepingan kapal yang menjadi batu di kaki bukit sekitar Pantai Air Manis. Itulah yang dipercaya sebagai kapal yang ditumpangi Malin Kundang.
Tak jauh dari situ, terlihat bongkahan batu yang menyerupai tubuh manusia sedang bersujud. Konon, batu tersebut adalah tubuh Malin Kundang yang dikutuk karena durhaka akibat menyakiti hati ibunya.
Di sela-sela batu itu, kabarnya ada ikan-ikan yang berenang. Diyakini ikan itu merupakan serpihan tubuh sang istri yang terus mencari-cari Malin Kundang.
Cerita ini dikutip dari buku Super Sukses AKM oleh Tim Kreatif.
Fakta tentang Batu Malin Kundang
Setelah mengetahui kisahnya, ternyata ada sejumlah fakta yang berkaitan dengan legenda dan batu Malin Kundang.
1. Kisah Malin Kundang Hanyalah Cerita Rakyat
Menukil buku Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau oleh Edwar Djamaris, cerita tentang Malin Kundang merupakan legenda dalam sastra rakyat di kalangan masyarakat Minangkabau. Meski begitu, kisah ini telah dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kisah mengenai Malin Kundang juga pernah diolah menjadi beberapa seri cerita, seperti oleh Hamdanputera. Juga yang ditulis oleh sastrawan bernama Navis pada 1994 dalam buku Cerita Rakyat dari Sumatra Barat dengan judul "Malin Kundang".
Cerita Malin Kundang diperdengarkan turun-menurun lantaran ada pesan moral yang bisa diambil, yakni agar anak bisa menghormati, berbakti, dan menghargai orang tuanya. Selain itu, menjadi contoh supaya anak tidak durhaka dan melawan terhadap orang tuanya.
Kisah mengenai Malin Kundang juga pernah diolah menjadi beberapa seri cerita, seperti oleh Hamdanputera. Juga yang ditulis oleh sastrawan bernama Navis pada 1994 dalam buku Cerita Rakyat dari Sumatra Barat dengan judul "Malin Kundang".
Cerita Malin Kundang diperdengarkan turun-menurun lantaran ada pesan moral yang bisa diambil, yakni agar anak bisa menghormati, berbakti, dan menghargai orang tuanya. Selain itu, menjadi contoh supaya anak tidak durhaka dan melawan terhadap orang tuanya.
2. Keaslian Batu yang Menuai Pro Kontra
Walaupun cerita Malin Kundang adalah legenda semata, tapi sebagian orang meyakini batu Malin Kundang yang ada di pinggiran Pantai Air Manis sebagai bukti nyata dari cerita rakyat itu.
Dengan kata lain, kisah Malin Kundang benar merupakan kisah sungguhan yang pernah ada di zaman dahulu. Dan salah satu bukti benar terjadinya adalah dengan adanya perwujudan dari batu Malin Kundang.
Di sisi lain, ada juga yang meyakini kalau cerita Malin Kundang hanyalah cerita rakyat. Adapun batu yang menyerupai manusia sedang bersujud di tepi pantai itu bukanlah sosok Malin Kundang yang berubah jadi batu.
Dengan kata lain, kisah Malin Kundang benar merupakan kisah sungguhan yang pernah ada di zaman dahulu. Dan salah satu bukti benar terjadinya adalah dengan adanya perwujudan dari batu Malin Kundang.
Di sisi lain, ada juga yang meyakini kalau cerita Malin Kundang hanyalah cerita rakyat. Adapun batu yang menyerupai manusia sedang bersujud di tepi pantai itu bukanlah sosok Malin Kundang yang berubah jadi batu.
3. Batu Malin Kundang Adalah Buatan Manusia
Mengutip berbagai sumber, batu yang dipercaya sebagai tubuh Malin Kundang yang membatu di Pantai Air Manis adalah hasil buatan manusia. Pembuatnya adalah Dasril Bayras dan Ibenzani Usman.
Keduanya membuat wujud batu yang berasal dari legenda terkenal di masyarakat setempat itu agar menarik perhatian orang-orang sehingga bisa berkunjung ke kawasan tersebut.
Keduanya membuat wujud batu yang berasal dari legenda terkenal di masyarakat setempat itu agar menarik perhatian orang-orang sehingga bisa berkunjung ke kawasan tersebut.
4. Terdapat Batu yang Menyerupai Bentuk Lain
Selain batu seperti orang bersujud, ada pula wujud batu lain di sekitarnya yang menyerupai puing-puing kapal yang ditumpangi Malin Kundang bersama sang istri beserta barang-barang miliknya.
Sebagian orang juga meyakini bahwa relief batu tersebut benar mirip serpihan kapal berupa tong, kayu, hingga jangkar, sehingga tidak mungkin ada orang yang memahatnya.
Sebagian orang juga meyakini bahwa relief batu tersebut benar mirip serpihan kapal berupa tong, kayu, hingga jangkar, sehingga tidak mungkin ada orang yang memahatnya.
5. Jadi Daya Tarik Pantai Air Manis
Dengan terkenalnya legenda Malin Kundang dan ada batu yang diyakini sebagai perwujudan sosoknya, orang-orang di sekitar kawasan Pantai Air Manis bahkan dari luar kota dibuat penasaran.
Lantas mereka berbondong-bondong berkunjung ke lokasi batu Malin Kundang itu untuk melihat dan mengamatinya. Banyaknya orang yang datang menjadikan relief batu tersebut sebagai daya tarik bagi Pantai Air Manis di Padang, Sumatera Barat.
Itu dia kisah dan sederet fakta tentang batu Malin Kundang yang ada di tepi Pantai Air Manis.
Lantas mereka berbondong-bondong berkunjung ke lokasi batu Malin Kundang itu untuk melihat dan mengamatinya. Banyaknya orang yang datang menjadikan relief batu tersebut sebagai daya tarik bagi Pantai Air Manis di Padang, Sumatera Barat.
Itu dia kisah dan sederet fakta tentang batu Malin Kundang yang ada di tepi Pantai Air Manis.